Cirebon Layak Disebut Kota Batik

Batik sawat pengantin, asli Cirebon. photo by agus
Sebenarnya saya sudah lama ingin nulis tentang Cirebon kota batik ini karena beberapa bulan lalu, tepatnya pada akhir Maret 2016, Blogger Cirebon mengikuti serangkaian Pesona Cirebon yang diadakan oleh Kementerian Pariwisata Indonesia bersama beberapa blogger lain dari berbagai daerah, khususnya bagi mereka yang blognya bergenre kuliner, budaya, dan travell.

Tak ingin melewatkan momen kebersamaan di Cirebon selama 3 hari, para blogger mengeksplore beberapa kawasan yang ada di Kota maupun Kabupaten Cirebon. Salah satunya itu berkunjung ke sentra batik di Trusmi, disana kami berkunjung ke galeri batik Hj. Nunik.

Batik Hj. Nunik merupakan salah satu toko yang sudah lama berdiri, dan keluarganya merupakan pengrajin batik dan secara turun temurun mereka salurkan jiwa seni membatik ini kepada keluarga besarnya. Di galeri batik Hj. Nunik kami diceritakan berbagai macam tentang batik. Dan wajib kalian ketahui, Cirebon memiliki batik yang berusia sekitar 300 tahun, batik ini masih tersimpan rapih dan tidak dijual.

Menurut pemilik galeri batik tersebut, Cirebon ini sebenarnya memiliki batik khas Cirebon sendiri dan tidak bisa ditiru oleh kota lain. Jumlah batik khas Cirebon ini jumlahnya sangat banyak, ada ratusan motfi, tak hanya batik mega mendung saja. Menurut saya, inilah salah satu alasan kenapa Cirebon layak disebut sebagai kota batik.

Saat ini yang menjadi favorit berbagai kalangan dari batik cirebon adalah motif batik mega mendung, dan mega mendung ini sudah go internasional. Kita patut bangga dengan ini, dan hal yang terpenting adalah bagaimana caranya agar anak muda Cirebon ini bisa melestarikan budaya khas daerahnya.
 

About jurnal teknologi

Kami adalah anggota Komunitas Blogger Cirebon, menulis, meliput, mengedukasi, dan membangun Cirebon melalui internet dan teknologi adalah misi kami untuk mewujudkan Cirebon Smart City. Bergabunglah bersama kami, follow @Rebon_Org atau Wa 085224731010.

0 komentar:

Post a Comment